Tak bermaksud su'udzon
14.45 | Author: Hafidz Attamim, S.Kom
Tak bermaksud su'udzon..

[Selasa 08 September 2009], Tadi pagi sy mendapat musibah ditabrak motor.. awal kejadiannya sy baru keluar menuju jalan raya dan hendak berbelok kekanan kearah yang satunya, lampu sein sudah sy hidupkan dan kondisi jalan kosong lengang [jam 05.20], ketika tinggal 1 meteran ke belokkan sy melihat di kaca spion ada motor hendak menyalip saya dari kanan, sy coba tahan untuk tidak berbelok dengan harapan disusul, namun si penyalip ini malah mengarahkan dan menabrakkan motornya ke saya. Ia terjatuh, namun Alhamdulillah sy tidak apa2. Kemudian saya tepikan motor saya, dan menghampirinya.

Alhamdulillah si penyalip hny luka2 ringan (telapak tangan dan lutut), sy tawarkan untuk berobat ke dokter 24 jam namun ia tidak mau.. merasa iba saya ajak kerumah dengan maksud dan niat baik, Dia mau.

“Dirumah saya tanya namanya siapa, dia jawab Yadi“
“Berapa usianya dia katakan 19 tahun,”
“Rumahnya dimana ? Yadi menjawab di Jatinegara”
“Kerja dimana ? Yadi menjawab di pabrik di Cibinong”
“Yadi muslim dan puasa ?, ia jawab iya”

Mungkin karena shock baru mengalami musibah, ia hanya pasif menjawab saja. Kebetulan tetangga sy ada yg berprofesi sbg dokter, sy hubungi dan meminta tolong untuk datang.. Tak lama dokter pun datang, namun ia tidak langsung memeriksa Yudi hanya melihat dan langsung mengajak saya untuk berbicara.
“Pak Hafidz anak ini [Yadi] masih dalam keadaan setengah beler [abis mabuk], hati2 kalau dia gak mau diobati lebih baik suruh pulang aja, bapak kan tidak salah dan bapak sudah menawarkan untuk diobati, kalau ia [Yadi] tidak mau berarti masalah selesai”

Si dokter itu akhirnya tidak jadi memeriksa Yadi, ia pamit pulang. Mendengar ucapan dokter, sy jadi memperhatikan Yadi. Saya putuskan untuk mengakhiri masalah ini, saya katakan kalau memang tidak mau diobati ya sudah tidak apa2, maaf saya skrng mau kembali berangkat kerja.. tanpa berkata kemudian ia pun melangkah gontai mengeluarkan motornya dari rumah saya. Dan sy pun bersiap2 untuk berangkat kerja.

Saya terkejut ternyata ia masih duduk dimotor didepan rumah saya, saya hampiri dan tanyakan, kenapa kok belum berangkat ? Yadi menjawab, saya bingung… kemudian tak berkata2 lagi. Saya berfikir mungkin ia masih shock, saya masuk kembali kedalam rumah.. ketika saya mau menyiapkan motor, saya mendengar ia menelepon temannya dan berbicara panjang lebar mengenai harga2 sparepart motor.. salah satunya segitiga stang motor.. betapa terkejutnya saya, ternyata ia berniat memeras saya, dalam pembicaraannya saya mendengar “ia minta temannya untuk datang dan menaikkan harga spare partnya dari Rp 150rb menjadi Rp250rb ketika nanti ia datang kerumah saya”, “trus elo nanti pura2 cek motor gw bilang ini perlu diganti”
Astaghfirullah, mudah2n saya tidak bersu’udzon.. mendengar itu saya pun minta tolong menelepon hansip untuk menegur dia kenapa belum berangkat. Hansip pun datang dan bertanya, “Hey kamu siapa, kamu kenapa ?” Yadi menjawab, saya baru tabrakan.. Trus kamu mau apa ?”, tanpa menjawab, Yadi pun menghidupkan motornya dan bergegas meninggalkan rumah saya.

Jadilah saya khawatir dengan apa yang akan terjadi berikutnya, sy putuskan untuk izin tidak jadi berangkat kerja karena khawatir dengan rumah dan keluarga. Sy telepon teman kerja saya menceritakan apa yang terjadi dan memintakan izin ke kepala sekolah.

Ternyata masih banyak orang-orang yang berniat tidak baik dengan memanfaatkan kebaikan dan kelemahan kita. Wallahu’alam bishowab, hanya Allah yang tau isi hati dari tiap2 hambaNya. Semoga Allah swt memberikan petunjuk dan hidayahNya pada kita semua, amiin.