Anakku
13.30 | Author: Hafidz Attamim, S.Kom
Masjid Aqsha, Dome of the Rock & Tembok Ratapan.
12.30 | Author: Hafidz Attamim, S.Kom
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”( Qur’an, 49 :13 ).

Tapi Israel tak memandang demikian. Mereka, juga simpatisannya menganggap Israel bangsa terpilih, dengan tanah terjanji dan perang suci berdarah-darah, merebut tanah itu dari bangsa Palestina. Ekstremis Yahudi menolak taqwa, bahkan membunuh sebagian nabi yang diutus pada mereka. Naifnya, mereka mengira masuk surga dengan merampas tanah Palestina, berbuat durhaka dan melampaui batas. Cukup dengan ras Yahudi dan ketajaman otak sekuler ?

Lihat satu teve swasta kita. Rajin menayangkan dokumenter yang mengkilapkan intervensi AS ke negeri muslim hingga lebih indah dari warna aslinya. Negeri yang tengah merana tercabik perang saudara. Aktor intelektual di belakang kekisruhan itu menyeringai senang, konsesi minyak kian dekat di pelupuk mata. Mereka terlihat bak pahlawan ; datang sebagai tentara pembebasan, sekuriti bayaran atau pengacara handal yang membeberkan bukti pembunuhan masal pemimpin otoriter ( peliharaan mereka sendiri ). Penonton yang malas mencari informasi pembanding, menelan mentah-mentah propaganda itu, lalu menjadi seteru saudaranya di dunia nyata maupun maya. Betapa sihir zionis sudah merasuki sendi kehidupan kita.

Fatah dan Hamas dibentrokkan di Palestina. Sunni dan Syiah dipertentangkan di Irak, juga dunia Arab. Muslim dan pemerintah/ militer di tanah air, juga Asia. Sehingga kita kehabisan tenaga, terlatih paranoid mencurigai saudara yang berbeda aliran. Teriakan minta tolong dari belahan dunia lain tak mampu kita jawab dengan semestinya. Kita terlalu sibuk dengan diri sendiri, hingga mengecil ruang bagi mangsa yang tengah dicabik. Perlombaan prestise terus menari di layar kaca dan benak kita. Suara rintihan kian ditenggelamkan hingar bingar produk kapitalisme, dimana setiap konsumen menyumbang peluru yang dimuntahkan ke tubuh anak-anak dan wanita Palestina. Setiap rudal dan bom fosfor yang menghanguskan para pejuang kemerdekaan. Sedih.

Mestinya, kita lebih memahami masjid Aqsha, tempat semua ini bermula.

AL AQSHA, DOME OF THE ROCK, HAIKAL SULAIMAN DAN SEPULCHRE

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda ( kebesaran ) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”( Qur’an, 17:1 )

Masjid Al-Aqsha terletak di Al-Haram asy-Syarif, Yerusalem timur. Bergaya arsitektur Islam awal dengan fasad menghadap utara, terbuat dari batu kapur. Pembangunan pertama tahun 685-705 M, kedua 1033-1035 M. Masjid ini panjangnya 83 meter, lebarnya 56 meter. Berkapasitas 5000 jemaah di dalam, 400.000 jemaah di luar. Kolom interior dilapisi marmer putih. Empat minaret setinggi 37 meter, dekat kubah berwarna hijau dari bahan timah.

Al-Aqsha ( artinya masjid terjauh ) adalah lokasi Nabi Muhammad Saw ketika diangkat ke Sidratul Muntaha ( tahun 621 M ) dalam peristiwa mi’raj untuk menerima perintah sholat. Kompleks Al-Haram asy-Syarif disebut Har Ha-Bayit oleh umat Yahudi, Kuil Gunung oleh umat Nasrani. Lokasi Baitul Maqdis bagi tiga agama wahyu. Kiblat pertama umat Islam sebelum dipindah ke Ka’bah, Mekah. Di Yerusalem, juga berdiri Gereja Sepulchre yang sangat dihormati kaum Nasrani, berkaitan dengan Yesus ( Isa al-Masih ).

Keponakan Shalahuddin, al-Malik al-Mu’azzam Isa, tahun 1218 merenovasi kompleks Al Haram asy-Syarif dan menambah serambi muka pada masjid Aqsha. Masjid Al-Aqsha saat ini adalah masjid yang dibangun secara permanen ( tahun 66-73 H ) oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Ummayah.

Di dekat Al Aqsha, berdiri kokoh Masjid Umar dengan kubah kuning keemasan. Masa kaisar Augustinian, difungsikan sebagai gereja ( Al-Qiyamah ), sedangkan Al-Aqsha menjadi istana Baldwin I ( tahun 1104 ). Bangunan oktagonal yang oleh orang Barat disebut Dome of the Rock ini, mereka yakini sebagai tempat nabi Ibrahim menyembelih putranya, Ishaq, sehingga ada yang menyebutnya Masjid Ibrahim. Juga Masjid Sulaiman, karena dibangun di atas reruntuhan istana Sulaiman yang menurut muslim beragama Islam. Nabi Yakub menerima firman Allah di tempat ini.

Sejarahnya, tahun 15 H/ 636 M setelah menerima kunci kota Yerusalem, Umar bin Khattab singgah di Baitul Maqdis untuk sholat ( dekat pintu masuk gereja ). Kemudian beliau membangun masjid di sana, dinamai Al-Shakrah ( batu cadas ) dan meminta umat Islam sholat berjamaah di sana. Yahudi menyebutnya Kipat Hasela. Berdekatan dengan Qubbat As-Sakhrah, Utsmaniyah ( 1517-1917 M ) membangun Kubah Nabi tahun 1620 M. Renovasi berskala besar dilakukan masa Mahmud II tahun 1817 M. Setelah gempa melanda Palestina 11 Juli 1927, Kubah Shakhrah diperbaiki.


Tembok Ratapan adalah tempat penting orang Yahudi dan Muslim. Muslim menyebutnya Masjid al-Burraq, karena para Nabi biasa menambatkan Burraq, tunggangan mereka di sana. Bangunan ini menempel di bagian barat masjid Aqsha. Di situlah,. Tembok sepanjang 60 meter ini dahulu tembok barat ( 485 meter ) kuil dan istana Sulaiman rekonstruksi kedua ( 516 SM ), yang hancur oleh penyerbuan Romawi ( tahun 70 M ). Kuil konstruksi pertama ( dibangun tahun 1012 SM ) dihancurkan Raja Nebukhadnezar dari Babilonia ( 586 SM ). Tahun 533 SM, bangunan ini didirikan lagi oleh Zulbabil, mantan tawanan Babilonia. Disusul penyerbuan bangsa Hadriyan. Saat kekuasaan muslim, didirikan Masjidil Aqsha ( 685 M ) di atasnya.

Kuil ini dulu pernah digunakan untuk pemujaan dan pengorbanan korbanot Yahudi kuno. Orang Yahudi kini berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka di tembok yang menjadi bagian kaki Masjid Aqsha dan Masjid Umar. Sebagian orang Yahudi berharap kuil/ haikal Sulaiman dibangun kembali, meski harus menghancurkan kedua masjid tsb.



Di titik inilah, perseteruan antara rakyat Palestina, yang diserahi tanggungjawab ( tanpa timbal balik yang sepadan dengan pengorbanan mereka dari dunia muslim ) melindungi situs suci ketiga umat muslim sedunia, dengan bangsa Yahudi yang memimpikan masa keemasan kerajaan Israel kembali, berkobar.

AL AQSHA DAN MUSLIM PALESTINA DI UJUNG TANDUK

Mesjid Aqsha adalah hambatan besar bagi visi masa depan Yahudi garis keras. Berbagai cara digunakan ekstremis Yahudi untuk meruntuhkan masjid Aqsa. Dana trilyunan dolar dari pajak rakyat Amerika dan keuntungan berlipat-lipat perusahaan kelas dunia milik zionis yang menggurita di berbagai belahan bumi termasuk di Indonesia, digunakan untuk memerangi penjaga Masjid Aqsha, yaitu muslim Palestina.


Gerakan radikal zionis dimotori Freemasonry, organisasi Yahudi internasional yang didirikan resmi di Inggris ( tahun 1717 ) oleh Anderson, kepala gereja protestan di London yang berdarah Yahudi. Gerakan rahasia paling besar dan paling berpengaruh di dunia ini meyakini, tahun 1012 SM, Nabi Sulaiman membangun Haikal di atas Gunung Soraya, Palestina. Mereka berambisi membangun kembali Haikal.
Haikal Sulaiman, ada juga yang mengartikan wilayah kekuasaan yang luas membentang hingga wilayah Khaibar, saat kaum Yahudi diusir Nabi Muhammad karena pengkhianatan mereka pada beliau dan piagam Madinah. Dendam mereka menjadi ambisi menguasai seluruh dunia.

“Kemudian Kami berikan kepadamu ( Bani Israel ) giliran untuk mengalahkan mereka ( muslim ) kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kelompok yang lebih besar”( Qur’an, 17 : 6 ).

“Jika kamu berbuat baik ( berarti ) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka ( kejahatan ) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman kedua, ( Kami datangkan orang- orang lain ) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka ( muslim ) masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”( Qur’an, 17 : 7 ).

Rintangan terbesar yang dihadapi gerakan radikal ini adalah Kristen dan Islam. Dekade ini, pemeluk Kristen di Amerika dan dunia, sebagian besar, sudah dilemahkan dengan gaya hidup hedonis dan bebas. Tinggal muslim yang masih berjuang gigih ; mempertahankan kemurnian agamanya, mengajak rekannya yang hanyut dalam mainstream sekuler untuk meneguhkan kembali keimanannya, seraya memutar otak untuk menangkis sihir kapitalisme, sekaligus melawan balik serangan yang ditujukan kepadanya. ( menurut sebuah sumber, di akhir jaman, muslim, nasrani dan yahudi ortodoks ( yang masih memegang teguh ajaran murni yang dibawa nabi Muhammad, nabi Isa dan nabi Musa ) bersatu padu di bawah pimpinan Imam Mahdi / Nabi Isa melawan serangan dan muslihat Dajjal ).

Muslihat zionis, mulai dari menyebarkan gambar Dome of the Rock sebagai Masjid Aqsha ke seluruh dunia, sampai orang Palestina sendiri sulit membedakan mana tempat mi’raj Rasulullah sesungguhnya. Lalu, penggalian pondasi untuk meruntuhkan struktur Al Aqsha dengan dalih penelitian sejarah. Tahun 1996, zionis berusaha menghancurkan mesjid dari bawah, dengan membuat terowongan besar.

Penyerangan telah lebih 100 kali dilakukan kelompok militan Yahudi ke Al Aqsha, menewaskan banyak jemaah yang sedang sholat. Pertama kali ( Agustus 1967 ), dilakukan Shlomo Goren, rabbi Angkatan Bersenjata Israel yang membawa 50 pria bersenjata di bawah pengawasannya. 21 Agustus 1969, zionis melancarkan tembakan langsung, membakar mimbar kuno Shalahuddin Al-Ayyubi dari kayu dan gading sehingga terpaksa diganti mimbar baru buatan Jepara oleh dinasti Bani Hasyim, penguasa Yordania.

3 Maret 1971, pengikut Gershon Solomon menjadikan Haram asy-Syarif sebagai sasaran serangan, disusul satuan tentara Israel tiga hari kemudian. Tahun 1980, sekitar 300 anggota Gush Emunim menggunakan senjata berat, menyerang masjid. Tahun 1982, seorang Israel dengan paspor Amerika menembaki jemaah dengan senapan serbu M-16. Pada tahun yang sama pengikut teroris keji rabbi Meir Kahane menyerang mesjid dengan dinamit. 10 Maret 1983, lagi-lagi anggota Gush Emunim, memanjat dinding Haram asy-Syarif dan menaruh bahan peledak. Sekelompok teroris Yahudi radikal dipersenjatai lusinan granat, dinamit dan 12 rudal, mencoba meledakkan Al-Aqsa.

Jum’at shubuh, 25 Februari 1994, zionis pemukim Kiryat Arba, Hebron, membantai 50 jemaah dan melukai 300 lainnya di Al Aqsha dengan senapan mesin. Tentara Israel mengepung masjid, melarang wartawan mendekat. Tentara juga menembaki muslim Palestina yang berdemonstrasi memprotes serangan tsb. Tak tanggung-tanggung mendiang Ariel Sharon, mantan PM Israel, dengan kawalan 1200 tentara menembaki dan melecehkan masjid Aqsha.

20 Februari 2009, Benyamin Netanyahu yang bergaris keras, dipilih presiden Shimon Peres menjadi perdana menteri Israel. Ia tidak menceritakan masa depan Yerusalem, malah berkoalisi dengan ultranasionalis Yahudi, Avigdor Lieberman, yang berambisi membuang seluruh keturunan muslim/ arab dari teritori Palestina yang kini kurang dari 22 % tanah Palestina. Entah apa lagi yang akan terjadi pada rakyat Palestina dan masjid Aqsha. Perang dunia ke-3 ( akhir jaman ) sudah di ambang pintu ?

MASA DEPAN PALESTINA DAN AL AQSHA DI TANGAN KITA

Hamas memenangi pemilu legilatif Palestina ( Januari 2006 ) yang demokratis, mendudukkan Ismail Haniyah di kursi perdana menteri. Namun, pemerintahan pilihan rakyat ini diserang tiap hari oleh agen zionis. Pejabat tingginya dibunuh dan dipenjara. Jurubicara parlemen Palestina ditahan.

Hamas terpaksa bertahan di Gaza, menghadapi embargo ekonomi, blokade fisik ( ditutup semua pintu perbatasan, seperti penjara raksasa ) di tengah serangan peluru, rudal, bom tercanggih pasukan terbiadab. Sebagian besar warga dunia menonton tragedi itu di layar kaca dengan popcorn di tangan. Hanya mengutuk. Sesekali nyeletuk, menyalahkan Hamas yang dilaporkan media Barat, melempar roket duluan, dan mereka lagi-lagi mempercayainya. Begitu saja, tanpa beban.

Hamas dicap teroris oleh AS dan sekutu, karena memimpin rakyat Palestina yang sudah 80 tahun didera nestapa, berjuang meraih hak hidup dan kemerdekaan, sekaligus menyelamatkan wajah Islam di garis depan pertempuran yang telah berlangsung ratusan tahun, mempertahankan entitas muslim terakhir yang menjaga masjid Aqsha, tempat mi’raj Rasulullah.

“Dan sesungguhnya mereka ( kaum kafir ) hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami ; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat setia” ( Qur’an, 17 : 73 ).

“Dan kalau Kami tidak memperkuat ( hati ) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,”( Qur’an, 17 : 74 )

“kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu ( siksaan ) berlipat ganda di dunia ini dan begitu ( pula siksaan ) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami” ( Qur’an, 17 : 75 ).
Lidahmu Senjatamu
13.48 | Author: Hafidz Attamim, S.Kom

Lidahmu Senjatamu, bisa melukai orang lain dan dirimu sendiri

Assalamu'alaikum wr wb.

Senin, 25 April 2011 pukul 05.15 wib saya berangkat kerja menggunakan sepeda motor. Dalam perjalanan pagi itu saya melihat tukang-tukang tambal ban mulai membuka lapaknya. Ketika itu terbesit ucapan dalam fikiran saya tentang do'a dan harapan mereka "Semoga hari ini banyak kendaraan yang bannya kempes ya".

Lima menit berlalu tanpa saya sadari, ketika itu saya berusaha menghindar dari angkutan umum sehingga motor saya melintasi lubang yang tidak terlalu besar namun membuat saya terangkat dari tempat duduk saya.

Ternyata peristiwa tersebut membuat ban motor saya tertusuk paku yang lumayan besar dan membuat ban motor saya kempes. Kemudian saya pinggirkan motor sambil saya tuntun mencari tukang tambal ban. Anehnya, saya tidak menemukan satu tukang tambal pun dekt dengan saya, sehingga saya beranikan diri untuk bertanya pada orang sekitar.

Dari informasi yang saya dapat, tukang tambal ban terdekat jaraknya lebih kurang 300 meter. Mau tidak mau saya tuntun motor saya kesana (waktu 05.30). ALhamdulillah lapak ada dan buka, segera saya tuntun motor saya kesana.

Disana saya masih harus menunggu, karena ada motor yang bannya kempes juga serta beberapa mobil yang minta ditambah angin bannya. Akhirnya tiba giliran motor saya, mulailah tukang itu membuka baut motor saya sambil bertanya, "bocor kenapa pak?"
Saya jawab: Kena paku pak... sesaat saya palingkan pandangan saya melihat kondisi sekitar. Dan ketika saya perhatikan kembali si tukang tambal ban, ternyata beliau sedang menarik ban motor saya hingga sobek dan terputus.

Kemudian ia pun memberikan sobekan ban itu pada saya tanpa berkata sepatah katapun,
dan saya pun menerimanya dan langsung mengucapkan "waah mesti ganti ya pak" walaupun ketika itu saya curiga dengan bekas robekannya, namun krn saya dikejar waktu sy langsung sepakat mengganti ban dalam saya dengan yang baru. Saya bertanya berapa pak harganya, si tukang menjawab: Rp25ribu.. saya sempat menawarnya: klw Rp20ribu boleh pak? tukang menjawab: sudah pas pak. Kemudian saya mengiyakan.

Tak lama selesailah pemasangan ban motor saya, dan ketika saya mau menaikinya tiba-tiba ban motor saya kembali kempes, setelah dibongkar kembali ternyata ban dalam "barunya" tidak bagus, terpaksa si tukang menggantinya dengan yang baru dengan wajah yang dongkol.

Pada saat itulah saya tersadar dan teringat dengan ucapan yang terbesit dalam fikiran saya tadi pagi, kemudian segera saya ucapkan "Astaghfirulloh yaa Alloh ampuni hamba Mu ini", "ALhamdulillah yaa Alloh terima kasih yaa Alloh Engkau telah berikan hamba 2 hikmah yang sangat berarti".

Semoga cerita diatas dapat menjadi hikmah untuk kita semua, amiin yaa robbal 'alamin
"Lidahmu Senjatamu, bisa melukai orang lain dan dirimu sendiri"

Wassalamu'alaikum wr wb.
-Hafidz-
Betapa Indahnya Berumah Tangga
15.01 | Author: Hafidz Attamim, S.Kom

Karya : Bayu Gautama

Ketika melihat pasangan yang baru menikah, saya suka tersenyum. Bukan apa-apa, saya hanya ikut merasakan kebahagiaan yang berbinar spontan dari wajah-wajah syahdu mereka. Tangan yang saling berkaitan ketika berjalan, tatapan-tatapan penuh makna, bahkan sirat keengganan saat hendak berpisah. Seorang sahabat yang tadinya mahal tersenyum, setelah menikah senyumnya selalu saja mengembang. Ketika saya tanyakan mengapa, singkat dia berujar "Menikahlah! Nanti juga tahu sendiri". Aih...

Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik itu yang saya baca dalam sebuah buku pernikahan. Jadi ketika seseorang menikah, sungguh ia telah menjalankan sebuah sunnah yang di sukai Nabi. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Allah hanya menyebut nabi-nabi yang menikah dalam kitab-Nya. Hal ini menunjukkan betapa Allah menunjukkan keutamaan pernikahan. Dalam firmannya, "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yang berfikir." (QS. Ar-Rum: 21).

Menikah itu Subhanallah indah, kata Almarhum ayah saya dan hanya bisa dirasakan oleh yang sudah menjalaninya. Ketika sudah menikah, semuanya menjadi begitu jelas, alur ibadah suami dan istri. Beliau mengibaratkan ketika seseorang baru menikah dunia menjadi terang benderang, saat itu kicauan burung terdengar begitu merdu. Sepoi angin dimaknai begitu dalam, makanan yang terhidang selalu saja disantap lezat. Mendung di langit bukan masalah besar. Seolah dunia milik mereka saja, mengapa? karena semuanya dinikmati berdua. Hidup seperti seolah baru dimulai, sejarah keluarga baru saja disusun.

Namun sayang tambahnya, semua itu lambat laun menguap ke angkasa membumbung atau raib ditelan dalamnya bumi. Entahlah saat itu cinta mereka berpendar ke mana. Seiring detik yang berloncatan, seolah cinta mereka juga. Banyak dari pasangan yang akhirnya tidak sampai ke tujuan, tak terhitung pasangan yang terburai kehilangan pegangan, selanjutnya perahu mereka karam sebelum sempat berlabuh di tepian. Bercerai, sebuah amalan yang diperbolehkan tapi sangat dibenci Allah.

Ketika Allah menjalinkan perasaan cinta diantara suami istri, sungguh itu adalah anugerah bertubi yang harus disyukuri. Karena cinta istri kepada suami berbuah ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Dan cinta suami kepada istri menetaskan keinginan melindungi dan membimbingnya sepenuh hati. Lanjutnya kemudian.

Saya jadi ingat, saat itu seorang istri memarahi suaminya habis-habisan, saya yang berada di sana merasa iba melihat sang suami yang terdiam. Padahal ia baru saja pulang kantor, peluh masih membasah, kesegaran pada saat pergi sama sekali tidak nampak, kelelahan begitu lekat di wajah. Hanya karena masalah kecil, emosi istri meledak begitu hebat. Saya kira akan terjadi "perang" hingga bermaksud mengajak anak-anak main di belakang. Tapi ternyata di luar dugaan, suami malah mendaratkan sun sayang penuh mesra di kening sang istri. Istrinya yang sedang berapi-api pun padam, senyum malu-malunya mengembang kemudian dan merdu uaranya bertutur "Maafkan Mama ya Pa..". Gegas ia raih tangan suami dan mendekatkannya juga ke kening, rutinitasnya setiap kali suaminya datang.

Jauh setelah kejadian itu, saya bertanya pada sang suami kenapa ia berbuat demikian. "Saya mencintainya, karena ia istri yang dianugerahkan Allah, karena ia ibu dari anak-anak. Yah karena saya mencintainya" demikian jawabannya.

Ibn Qayyim Al-Jauziah seorang ulama besar, menyebutkan bahwa cinta mempunyai tanda-tanda. Pertama, ketika mereka saling mencintai maka sekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, Mereka akan saling setia senantiasa, memberikan semua komitmen mereka.
Kedua, ketika seseorang mencintai, maka dia akan mengutamakan yang dicintainya, seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, dan seorang suami tentu saja akan mengutamakan istri dalam hal perlindungan dan nafkahnya. Mereka akan sama-sama saling mengutamakan, tidak ada yang merasa superior.
Ketiga, ketika mereka saling mencintai maka sedetikpun mereka tidak akan mau berpisah, lubuk hatinya selalu saling terpaut. Meskipun secara fisik berjauhan, hati mereka seolah selalu tersambung. Ada do'a istrinya agar suami selamat dalam perjalanan dan memperoleh sukses dalam pekerjaan. Ada tengadah jemari istri kepada Allahi supaya suami selalu dalam perlindunganNya, tidak tergelincir. Juga ada ingatan suami yang sedang membanting tulang meraup nafkah halal kepada istri tercinta, sedang apakah gerangan Istrinya, lebih semangatlah ia.

Saudaraku, ketika segala sesuatunya berjalan begitu rumit dalam sebuah rumah tangga, saat-saat cinta tidak lagi menggunung dan menghilang seiring persoalan yang datang silih berganti. Perkenankan saya mengingatkan lagi sebuah hadist nabi. Ada baiknya para istri dan suami menyelami bulir-bulir nasehat berharga dari Nabi Muhammad. Salah satu wasiat Rasulullah yang diucapkannya pada saat-saat terakhir kehidupannya dalam peristiwa haji wada':

"Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dari istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Ayyub atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barang siapa -diantara para istri- bersabar atas perilaku buruk suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Asiah, istri fir'aun" (HR Nasa-iy dan Ibnu Majah ).

Kepada saudaraku yang baru saja menggenapkan setengah dien, Tak ada salahnya juga untuk saudaraku yang sudah lama mencicipi asam garamnya pernikahan, Patrikan firman Allah dalam ingatan : "...Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami) dan kalian adalah pakaian bagi mereka..." (QS. Al-Baqarah:187)

Torehkan hadist ini dalam benak : "Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya rengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya" (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Alkhudzri r.a)

Kepada sahabat yang baru saja membingkai sebuah keluarga, Kepada para pasutri yang usia rumah tangganya tidak lagi seumur jagung, Ingatlah ketika suami mengharapkan istri berperilaku seperti Khadijah istri Nabi, maka suami juga harus meniru perlakukan Nabi Muhammad kepada para Istrinya. Begitu juga sebaliknya.

Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah, istri yang ketika suami memandangnya pasti menyejukkan mata, ketika suaminya menuntunnya kepada kebaikan maka dengan sepenuh hati dia akan mentaatinya, jua tatkala suami pergi maka dia akan amanah menjaga harta dan kehormatannya. Istri yang tidak silau dengan gemerlap dunia melainkan istri yang selalu bergegas merengkuh setiap kemilau ridha suami.

Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya. Suami yang selalu dan selalu mengukirkan senyuman di wajah istrinya. Suami yang menjadi qawwam istrinya. Suami yang begitu tangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarga. Suami yang tak lelah berlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya. Suami yang menjadi seorang nahkoda kapal keluarga, mengarungi samudera agar selamat menuju tepian hakiki "Surga". Dia memegang teguh firman Allah, "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6)

Akhirya, semuanya mudah-mudah tetap berjalan dengan semestinya. Semua berlaku sama seperti permulaan. Tidak kurang, tidak juga berlebihan.Meski riak-riak gelombang mengombang-ambing perahu yang sedang dikayuh, atau karang begitu gigih berdiri menghalangi biduk untuk sampai ketepian. Karakter suami istri demikian, Insya Allah dapat melaluinya dengan hasil baik. Sehingga setiap butir hari yang bergulir akan tetap indah, fajar di ufuk selalu saja tampak merekah. Keduanya menghiasi masa dengan kesyukuran, keduanya berbahtera dengan bekal cinta. Sama seperti syair yang digaungkan Gibran,

Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran tersungging di bibir senyuman

Semoga Allah selalu menghimpunkan kalian (yang saling mencintai karena Allah dalam ikatan halal pernikahan) dalam kebaikan. Mudah-mudahan Allah yang maha lembut melimpahkan kepada kalian bening saripati cinta, cinta yang menghangati nafas keluarga, cinta yang menyelamatkan. Semoga Allah memampukan kalian membingkai keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah.

Semoga Allah mematrikan helai keikhlasan di setiap gerak dalam keluarga. Jua Allah yang maha menetapkan, mengekalkan ikatan pernikahan tidak hanya di dunia yang serba fana tapi sampai ke sana, the real world "Akhirat". Mudah-mudahan kalian selamat mendayung sampai ketepian.
Allahumma Aamiin.

Barakallahu, untuk para pengantin muda. Mudah-mudahan saya mampu mengikuti tapak kalian yang begitu berani mengambil sebuah keputusan besar, yang begitu nyata menandakan ketaqwaan kepada Allah serta ketaatan kepada sunnah Rasul Pilihan. Mudah-mudahan jika giliran saya tiba, tak perlu lagi saya bertanya mengapa teman saya menjadi begitu murah senyum. Karena mungkin saya sudah mampu menemukan jawabannya sendiri.
__________________
Do people think that they will be left alone because they say:"We beleive," and will not be tested.(TQS Al-Ankabut:2)

Sumber : www.eramuslim.com
Penjaga Makam 'Yesus' Ternyata Seorang 'Muslim'
14.39 | Author: Hafidz Attamim, S.Kom

Gerbang itu besar dan tinggi. Pintunya dari kayu tebal dan bergerendel besi. Kaum Kristen di seluruh dunia mengenal gerbang itu sebagai pintu masuk Gereja Makam Kudus di Yerusalem.

Makam itu adalah bangunan tersuci umat Kristen. Mereka percaya gereja itu dibangun di atas bukit Golgotha, tempat Yesus Kristus disalib dan makam tempat ia bangkit kembali.
Wajeeh Nuseibeh bukan Kristen. Lelaki gemuk berusia 55 tahun itu beragama Islam dan hidup turun-temurun di kota yang menjadi Ibu Kota Israel itu.

Tapi, demikianlah adanya. Makam suci itu dijaga selama berabad-abad oleh sebuah keluarga Muslim. Wajeeh adalah salah satu keturunan keluarga itu yang kini menjadi juru kunci Gereja Makam Kudus.

"Tak seorang pun di seluruh dunia yang boleh membuka gereja itu kecuali aku," katanya seperti dilaporkan Time edisi 31 Juli 2006.

Ketika Kalifah Umar menguasai Yerusalem pada tahun 638, ia menugaskan seorang prajurit Arab, nenek moyang Wajeeh, menjaga gereja itu. Sejak itu keluarga Nuseibah tak cuma menjaga gereja tapi juga menjadi wasit bagi tujuh sekte Kristen yang saling memperebutkannya.

Tiga kelompok terkuat -- Katolik Roma, Yunani, dan Armenia -- memegang 70 persen kepemilikan gereja. Setiap kelompok mengaku berhak memiliki tempat suci itu. Masing-masing meletakkan patung-patung malaikatnya di dalam basilika.

Beberapa tahun lalu, misalkan, sekitar 500 pendeta Yunani dan Fransiskan bercekcok berjam-jam, saling melempar bangku dan memukul dengan tangkai tempat lilin. Ini terjadi gara-gara satu sekte harus melintasi barang suci milik yang lain.

Selama berabad-abad kecurigaan dan kebencian itu membuat hanya seorang Muslim yang dapat dipercaya memegang kunci Makam. "Kaum Kristen menilai aku netral," kata Wajeeh.

Wajeeh hanya digaji sekitar Rp 45 ribu per bulan oleh masing-masing sekte. Jadi, ia menerima sekitar Rp 315 ribu per bulan untuk mengurusi tempat itu. Tapi, dia mengerjakannya dengan serius karena itulah tugas keluarganya.

Keluarga Nuseibeh dulu punya ladang-ladang zaitun yang luas, tapi telah musnah setelah perang 1967 ketika Israel menjajah wilayah Yordania.

Wajeeh mendapat uang tambahan sebagai pemandu wisata. Sebagian keluarga Nuseibeh kini menjadi profesor dan pengusaha, tapi takdir Wajeeh, yang diwariskan oleh ayahnya, adalah menjaga Makam Suci.

"Kadangkala orang-orang memarahiku. 'Kamu Muslim. Apa yang kau lakukan di sini?' Aku katakan kepada mereka, 'Kami tidak fanatik. Kami menghormati kaum Kristen'," kata Wajeeh.
Sumber : tempointeraktif.com
Adab dan Etika Malam Pertama
15.31 | Author: Hafidz Attamim, S.Kom


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Pertanyaan : bagaimana adab dalam malam pertama saat seorang muslim atau muslimah dalam penikahan?

Jawaban : Adapun adab-adab malam pertama setelah terlangsungnya akad nikah adalah sebagai berikut :

1. Ucapkan salam terlebih dahulu kepada mempelai wanita.

Sebelum melakukan hubungan badan, disunnahkan seorang mempelai laki-laki untuk mengucapkan salam kepada mempelai wanita. Hal ini untuk menenangkan hati dan pikiran si mempelai wanita sekaligus menghilangkan rasa was-was dan segan. Di samping untuk lebih mengakrabkan dan lebih mesra. Hal ini didasarkan kepada hadits berikut ini:

عن أم سلمة رضي الله عنها قالت : أن النبي صلى الله عليه وسلم لما تزوجها, فأراد أن يدخل عليها, سلم

Artinya: "Dari Ummu Salamah berkata, bahwasannya ketika Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- menikahinya dan beliau hendak menggaulinya, beliau mengucapkan salam terlebih dahulu" (HR. Abu Shaikh dengan sanad Hasan).

2. Meletakkan tangan di kepala bagian depan (kening, jidat) isteri anda, kecuplah sedikit kemudian doakanlah kebaikan sebagaimana tertera dalam hadits berikut ini :

إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً ، أَوِ اشْتَرَى خَادِمًا ، فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا ، وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Artinya: "Apabila salah seorang di antara kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang pembantu (hamba), peganglah terlebih dahulu keningnya, sebutlah nama Allah dan berdoalah untuk keberkahan serata ucapkanlah doa berikut ini: "Allahumma inni as'aluka min khairiha wa khairi ma jabaltuha 'alaih, wa a'udzubika min syarriha wa syarri ma fiha wa syarri ma jabaltuha 'alaih (Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada mu kebaikannya (isteri) dan kebaikan apa yang saya ambil dari padanya, serta aku berlindung kepadaMu dari kejahatannya dan kejahatan apa yang ada di dalamnya juga dari kejahatan dari apa yang aku ambil daripadanya" (HR. Abu Dawud, Nasai dan Ibn Majah).

3. Shalat sunnah dua rakaat bersama mempelai wanita. Shalat sunnat malam pengantin ini sunnah hukumnya. Hal ini didasarkan kepada riwayat dari Abu Said mantan budak Abu Usaid berikut ini :

تزوجت وأنا مملوك فدعوت نفرا من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم فيهم ابن مسعود وأبو ذر وحذيفة قال : وأقيمت الصلاة قال : فذهب أبو ذر ليتقدم فقالوا : إليك ، قال : أو كذلك ؟ قالوا : نعم ! قال : فتقدمت إليهم وأنا عبد مملوك وعلموني فقالوا : إذا أدخل عليك أهلك فصل عليك ركعتين ثم سل الله تعالى من خير ما دخل عليك وتعوذ به من شره ثم شأنك وشأن أهلك

Artinya: "Saya menikah ketika masih menjadi hamba sahaya, lalu saya mengundang sekelompok sahabat Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- di antaranya ada Ibnu Mas'ud dan Abu Dzar juga Hudzaifah. Abu Said berkata: "Lalu dibacakan iqamat untuk shalat. Abu Dzar kemudian berangkat untuk maju ke depan, para sahabat lainnya kemudian berkata: "Kamu juga ikut". Abu Said berkata: "Apakah harus demikian?" Mereka menjawab: "Ya". Aku lalu maju ke depan sedangkan saya saat itu masih seorang budak belian. Mereka mengajariku dan mereka berkata: "Apabila kamu hendak menggauli isteri kamu (baru pengantin), shalatlah terlebih dahulu dua rakaat, kemudian berdoalah kepada Allah untuk kebaikan apa yang telah kamu gauli, juga berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya dan kejahatan diri kamu juga diri keluargamu" (HR. Ibn Abi Syaibah dengan sanad Shahih).

4. Memakai wewangian dan penyegar mulut. Berdasarkan hadist Syuraih bin Hani berikut :

بِأَىِّ شَىْءٍ كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَبْدَأُ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ؟ قَالَتْ بِالسِّوَاكِ

Artinya: " Saya pernah bertanya kepada Siti Aisyah, dengan apa Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- memulai sebelum beliau menggauli isteri-isterinya?" Siti AIsyah berkata: "Dengan siwak (pembersih mulut dan gigi)" (HR. Muslim).

5. Menyebut nama Allah dan berdoa dengan do'a Jima berikut ini sebelum anda menggaulinya :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : أَمَا إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنِى الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا ثُمَّ رُزِقَ أَوْ قُضِىَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ

Artinya: "Ibnu Abbas berkata, Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda: "Apabila seseorang membaca doa berikut ini sebelum menggauli isterinya: "bismillah allahumma jannibnis syaithan wa jannibis syaithan ma razaqtana" (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah syetan dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Eukau rizkikan kepada kami (anak, keturunan), kemudian dari hubungan tersebut ditakdirkan menghasilkan seorang anak, maka ia tidak akan diganggu oleh setan selamanya" (HR. Bukhari Muslim).

Kiranya 5 hal diatas yang dilakukan pada malam pertama. wallahu a'lam
Bercinta Seperti Rasulullah (Bagian I)
09.25 | Author: Hafidz Attamim, S.Kom


Perihal hubungan seksual (bercinta), Rasulullah SAW memberi petunjuk yang sangat sempurna, beralas etika dan estetika Rabbaniyah (ketuhanan). Bercinta tidak saja untuk menyehatkan jiwa, namun juga memberi kepuasan serta kenikmatan jiwa. Pitutur Rasulullah SAW tentang bercinta (senggama) adalah nasehat paripurna, utamanya demi menjaga kesehatan tubuh, mental, dan spiritual, berikut mewujudkan tujuan bersenggama itu sendiri. Diantara tujuan hubungan seksual menurut ajaran Islam ialah:

1. Melahirkan dan menjaga kelangsungan keturunan. Dengan kelahiran putra-putri buah senggama, nantinya diharapkan akan lahir generasi penerus bagi keluarga dan kommunitas serta kesinambungan suatu bangsa;
2. Mengeluarkan air (sperma) berdampak positif bagi tubuh. Sebab apabila iar sperma dibiarkan mengendap di dalm tubuh tanpa disalurkan ke ladang tempat bercocok tanam (fitrah penyaluran), akan berdampak buruk bagi tubuh maupun mental seseorang;
3. Media untuk menyalurkan hajat, guna merengkuh kenikmatan surga duniawi. Bedanya, bersenggama di dunia bisa melahirkan anak, sedang di surga keabadian tidak akan membuahkan anak, semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan baik, sesuai dengan etika dan estetika, serta aturan luhur yang selaras dengan nilai-niilai ajaran Islam.

Etika Sebelum Bercinta
Ajaran Islam mengajarkan etika senggama, yang harus dipahami setiap Muslim. Ada banyak ayat al-Quaran dan Sunnah Nabi yang menuturkan masalah etika bercinta ini. Karenanya, sebelum bercinta, setiap Muslim harus memperhatikan etika (adab) dan prasyarat bersenggama sebagai berikut:

Pertama, Tidak Menolak Ajakan Bercinta. Secara tabiat maupun fitrah, para lelaki lebih agresif, tidak memiliki energi kesabaran, serta kurang bisa menahan diri dalam urusan making love ini. Sebaliknya, para wanita cenderung bersikap pasif, pemalu, dan kuat menahan diri. Oleh sebab itu, diharuskan bagi wanita menerima dan mematuhi ajakan suami untuk bercinta. Dalam sebuah hadis dituturkan, Rasulullah SAW bersabda: Jika seorang istri dipanggil oleh suaminya karena hajat biologisnya, maka hendaknya segera datang, meski dirinya sedang sibuk (HR Turmudzi). Ajaran Islam tidak membenarkan perilaku para istri yang menolak ajakan suami mereka untuk bercinta. Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda: Allah melaknat wanita yang menunda-nunda, yaitu seorang istri ketika diajak suaminya ke tempat tidur, tetapi ia berkata, 'nanti dulu', sehingga suaminya tidur sendirian (HR Khatib). Dalam hadis lain dituturkan: Jika suami mengajak tidur istrinya, lalu sang istri menolak, yang menyebabkan sang suami marah kepadanya, maka malaikat akan melaknat istri tersebut sampai pagi tiba (HR Bukhari dan Muslim).

Kedua, Bersih dan Suci. Haid adalah penyakit bulanan yang tidak suci, wanita yang sedang haid berarti tidak suci. Karenanya, para suami yang istri mereka sedang mengalami datang bulan dilarang mensetubuhinya selama waktu haid. Manakala darah haid sudah berhenti, maka wajib bagi wanita membersihkan tubuhnya dengan air. Kemudian mengambil 'secuil' kapas atau kain, lalu melumurinya dengan kasturi atau bahan pewangi lainnya yang beraroma semerbak menawan, kemudian membilas bagian tubuh yang terlumuri darah saat haid, sehingga tidak ada lagi bau tak sedap pada tubuh sang wanita. Dalam sebuah riwayat dari Aisyah Ra dituturkan, suatu hari, ada seorang wanita bertanya kepada Rasulullah SAW, tentang cara bersuci (membersihkan diri) sehabis datang bulan. Rasulullah SAW bertutur kepada wanita tersebut: Ambillah bahan pewangi dari kasturi. Bersihkan dirimu dengannya. Wanita itu bertanya: Bagaimana caraku membersihkan tubuh? Rasulullah SAW menjawab: Bersihkan tubuhmu dari noda haid. Wanita itu bertanya lagi: Bagaimana caranya? Rasulullah SAW menjawab: Subhanallah, bersihkan dirimu! Aisyah Ra melanjutkan penuturannya: Aku lantas membisiki wanita itu, 'Bilas tubuhmu yang terlumuri darah haidmu dengan pewangi kasturi' (HR Bukhari).

Allah Azza wa Jalla juga menyatakan di dalam firman-Nya, bahwa syarat untuk melakukan hubungan badan ialah harus dalam kondisi suci. Kesucian tubuh dari 'penyakit' haid adalah demi mewujudkan seks sehat, sebagaimana firman-Nya: Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah. Haid itu adalah kotoran (penyakit). Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS. al-Baqarah/2: 222).

Rasulullah SAW juga mengingatkan kepada para suami, agar tidak menyetubuhi istri mereka dalam keadaan nifas dan haid. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang bersenggama dengan wanita yang sedang haid, atau menyetubuhi wanita dari dubur (lubang anus)-nya, atau mendatangi paranormal (ahli tenung), dan mempercayai ramalannya, Maka sejatinya ia telah kufur (ingkar) dengan apa-apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW (HR Abu Daud). Dalam riwayat lain dituturkan, Rasulullah SAW bersabda: Datangilah istrimu dari arah depan atau dari arah belakang, tetapi awas (jangan menyetubuhi) pada dubur dan (jangan pula) dalam keadaan haid (HR Akhmad dan Tirmidzi). Lain daripada itu, selain harus suci - tidak haid dan nifas - pasangan Muslim harus bersih-bersih diri sebelum bercinta, agar tubuh mereka bersih dan percintaan yang dilakukan sehat.

Ketiga, Bercinta Sesuai Aturan Syariat. Salah satu tujuan making love (bercinta) adalah untuk melahirkan keturunan. Dan proses kelahiran hanya terjadi manakala terjadi pembuahan sperma laki-laki dan perempuan dalam rahim. Karenanya, bercinta harus dilakukan dengan cara yang benar, yatitu melalui tempat yang semustinya, bukan melalui anus (dubur) maupun lisan (oral sex) - sebagaimana yang jamak dilakukan orang-orang yang memiliki kelainan seksual, serta orang yang tidak paham niali-nilai agama. Lain daripada itu, bersenggama tidak sesuai aturan sama halnya menafikan kehormatan wanita yang disetubuhinya. Dan cara seperti itu mustahil bisa melahirkan keturunan. Ajaran Islam memberi syarat, bahwa senggama harus ditempatkan pada tempat yang semustinya, yaitu vagina wanita, bukan melalui anus (dubur) atau mulut wanita (seks oral). Sebab percintaan yang dilampiaskan pada tempat selain vagina, mustahil dapat membuahkan keturunan. Oleh sebab itu, Allah Azza wa Jalla berfirman: Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki (QS. al-Baqarah/2: 223).

Keempat, Berhias Diri. Diantara syarat bercinta ialah masing-masing pasangan - suami istri - harus berhias diri untuk menyenangkan dan menggairahkan percintaan yang hendak dilakukan. Diantara cara berhias diri dalam bercinta adalah:

1. Mambagusi bagian tubuh, yang merupakan lima organ fitrah, sebagaimana dituturkan Rasulullah SAW: Lima hal yang termasuk fitrah (sesuci), yakni mencukur kumis, mencukur bulu ketiak, memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, dan khitan.
2. Menggunakan wewangian, yang paling utama adalah kasturi. Dalam sebuah riwayat dituturkan, bahwa tatkala seorang sahabat yang memberitahu Rasulullah SAW tentang adanya seorang wanita yang memerciki cincinnya dengan kasturi, Rasulullah SAW bersabda: Kasturi adalah sebaik-baik wewangian.
3. Memakai celak, dan jenis celak terbaik ialah yang terbuat dari bahan itsmid. Abdullah bin Abbas meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya sebaik-baik celak kalian adalah yang terbuat dari bahan itsmid. Ia dapat menajamkan penglihatan, serta menumbuhkan rambut. Al-Qur'an juga mengisyaratkan anjuran berhias diri bagi kaum wanita, sebagaimana firman-Nya: Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber-'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis 'iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. (QS. al-Baqarah/2: 234) Sayyid Qutub dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa redaksi al-Qur'an membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut adalah bukti otentik, dibolehkannya bagi kaum wanita untuk berhias diri, hal mana yang demikian itu dilakukan dengan tujuan agar datang lelaki meminangnya.

Kelima, Berdoa. Diantara etika seks dalam Islam ialah membaca doa sebelum melakukan persetubuhan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas dituturkan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Jika salah seorang diantara kalian hendak mencampuri istrinya, maka hendaknya sebelum senggama membaca doa: Bismillah, Allahumma jannibnaa asy-syaithan, wa jannib asy-syaithana ma ruziqnaa (Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah jauhkanlah kami dari Setan. Dan jauhkan setan dari apa-apa yang Engkau karuniakan kepada kami (anak keturunan). Dengan memanjatkan doa, diharapkan anak yang lahir dari buah percintaan tidak goyah diperdaya setan, akan tetapi serta selalu dekat kepada Allah.

Keenam, Mencari tempat bercinta yang nyaman dan merahasiakan apa yang terjadi diantara suami istri pada waktu bercinta. Diantara syarat bercinta dalam Islam ialah mencari tempat yang nyaman dan merahasiakan apa yang terjadi pada saat bercinta, baik istri maupun suami, tidak diperkenankan menceritakan 'geliat' percintaan yang dilakukannya kepada orang lain. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Said Khudri, ia menuturkan, Rasulullah SAW bersabda: Selazimnya bagi kaum lelaki diantara kalian yang hendak memenuhi hajat biologisnya, mencari tempat yang nayaman, jauh dari hiruk pikuk keluarganya, dan menutup pintu rapat-rapat, serta mengenakan sehelai kain, barulah bercinta (bersetubuh). Kemudian apabila telah selesai bercinta, hendaknya tidak menceritakan hubungan badannya kepada orang lain. Selazimnya bagi kaum wanita diantara kalian, yang hendak memenuhi hajat biologis, mencari tempat yang nyaman, menutup pintu rapat-rapat, dan mengenakan sehelai kain untuk menutup tubuhnya. Dan jika selesai memuaskan dahaga cinta, hendaknya tidak menceritakan hubungan intimnya kepada yang lain. Salah seorang wanita berujar: Demi Allah, wahai utusan Allah, kebanyakan daripada kaum wanita menceritakan apa yang mereka alami saat senggama kepada yang lain, serta jamak melakukan percintaan di tempat terbuka. Rasulullah SAW berkata tegas. Janganlah kalian melakukan hal seperti itu - menceritakan sesuatu saat senggama dan bersetubuh di tempat terbuka, serta bertelanjang bulat. Sebab perbuatan seperti itu, sama persisnya dengan perbuatan setan pria bertemu dengan setan wanita di tengah jalan, lalu bersetubuh di tempat terbuka, setelah setan pria selesai melampiaskan dahaga seksnya, lantas meninggalkan si wanita begitu saja. Rasulullah SAW juga meyerukan untuk mengenakan kain saat bercinta, sebagaimana sabdanya: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla adalah maha lembut, maha malu, maha menutup diri. Dia mencintai rasa malu dan menutup aurat. Menutup aurat, tidak saja dalam 'laku' kehidupan di ruang publik, tetapi juga saat bercinta.

Ketujuh, Tidak bercinta saat melakukan iktikaf atau sedang dalam kondisi berihram. Orang yang sedang menjalankan iktikaf di masjid tidak boleh bersenggama, demikian pula orang yang sedang berihram, juga tidak boleh bercampur dengan pasangannya, sebagaimana diwartakan al-Qur'an: Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangnlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa (QS. al-Baqarah/2: 187). Usman bin Affan meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah SAW bertutur: Orang yang sedang melaksanakan ibadah Ihram tidak boleh bersenggama, maupun menikah atau melamar (HR Muslim). Dalam riwayat Turmudzi disebut dengan redaksi: Saat berihram dilarang bersetubuh.

Kedelapan, tidak bercinta dengan istri yang sedang datang bulan (haid). Ajaran Islam melarang pasangan suami istri bercinta saat sang istri sedang datang bulan. Sebab haid adalah penyakit, dikhawatirkan bayi yang lahir dari buah senggama pada kondisi seperti itu akan tidak sempurna (cacat). Allah menjelaskan dalam al-Qur'an: Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereke, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan meyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS. al-Baqarah/2: 222). Ajaran Islam juga melarang suami menggauli istrinya ketika dalam keadaan nifas - usai melahirkan. Alasannya jelas, bahwa bercinta dalam ajaran Islam adalah termasuk laku ibadah, karenanya harus dilakukan pada waktu kondisi baik.

Kesembilan, memperhatikan kondisi fisik. Waktu yang paling tepat untuk melakukan hubungan badan adalah saat kondisi fisik dalam keadaan fit (segar bugar), yakni pencernaan makanan lancar, tensi tubuh seimbang antara panas dan dingin, kondisi perut tidak kenyang dan tidak lapar. Sebab bersenggama dalam keadaan tubuh tidak fit, pencernaan makanan tidak lancar, tensi tubuh terlalu panas maupun terlalu dingin, perut terlalu lapar maupun kenyang, akan membuat hububgan badan kehilangan maknanya, dan tidak bisa dinikmati bahkan melahirkan madharat (mara bahaya). Bersenggama dalam keadaan perut lapar lebih berbahaya ketimbang perut dalam keadaan kenyang. Lain daripada itu, tidak akan bisa merengkuhi nikmat senggama, lebih-lebih memberi kepuasan seksual kepada pasangan hidup. Rasulullah SAW bersabda: Jika seseorang diantara kamu bersenggama dengan istrinya, hendaklah ia lakukan dengan penuh kesungguhan. Kemudian, kalau ia telah menyelesaikan kebutuhannya sebelum istri mendapatkan kepuasan, maka janganlah ia buru-buru mencabut (kemaluannya), sampai istrinya menemukan kepuasan (HR Abdul Razaq).

Disadur dari : Buku Bercinta Seperti Rasulullah, Dr. Abdurrahman Thalib al-Jazairi, Januari 2009, Cahaya Hati