Suri Tauladan Nabi Ibrahim A.S
06.33 | Author: Hafidz Attamim, S.Kom

Tafakur, Memahami segala sesuatu dengan akal dan fikiran

Dalam mencari sang pencipta, nabi Ibrahim A.S membuka akal dan fikirannya dengan melihat alam sekitar. Ia melihat matahari, Ia pikir matahari adalah sang pencipta, ternyata menjelang malam, matahari meninggalkannya dalam kegelapan, kemudian munculah bintang-bintang yang berkerlap-kerlip namun tak lama hilang silih berganti, setelah itu munculah bulan yang menerangi kegelapan malam.. “Nabi bertanya pada dirinya” apakah ini sang pencipta ? Begitu lelah nabi Ibrahim A.S mencari sang pencipta sehingga Ia tertidur. Ketika fajar mulai terbit, nabi bertanya, “kemana bulan, kenapa bulan meninggalkanku ?” Nabipun teringat akan mimpi dalam tidurnya... ada cahaya dan suara yang begitu sejuk terdengar memerintahkannya untuk berislam pada Allah sang pencipta Alam semesta beserta seuluruh isinya. Semenjak peristiwa itulah bai Ibrahim A.S yakin bahwa Allah Swt -lah yang menciptakan semua ini. Dan hanya kepada-Nya kita tunduk dan patuh.

Nabi Ibrahim A.S sangat sedih melihat kehidupan manusia yang begitu hina pada saat itu. Peperangan, perbudakan, judi, mabuk-mabukan, perzinahan terjadi dimana-mana. Nabipun tidak mengerti mengapa manusia menyembah dan berdo'a pada sebuah benda yang mereka ciptakan sendiri, yang mereka sebut Berhala. Nabi bermaksud untuk mengajak manusia pada saat itu untuk tunduk dan patuh hanya pada Allah swt dan meninggalkan perbuatannya itu.

Dalam perjuangannya nabi Ibrahim A.S banyak mendapat tentangan, tekanan dan cemoohan, sehingga akhirnya nabi Ibrahim pun ditangkap oleh penguasa yang bernama raja Namrutz. Nabi diperintahkan untuk menghentikan segala kegiatannya yang berhubungan dengan dakwah. Namun nabi menolak, kemudian nabipun dimasukkan kedalam penjara. Didalam penjara nabi Ibrahim A.S tidak berhenti berdakwah, Ia mengajak tahanan lain untuk menyembah dan berdo'a hanya pada Allah Swt. Pada suatu kesempatan ketika nabi sedang berdakwah mengenai persamaan manusia dihadapan Allah, seorang penyair terkenal dan pengawal kerajaan mendengarnya.. sang penyair begitu takjub dengan kata-kata yang disampaikan oleh nabi Ibrahim A.S sehingga tanpa ia sadari terucap kata AJIB yang artinya bagus sekali.

Masyarakat pada zaman itu masih percaya dan mengikuti apa yang penyair ucapkan. Sehingga pengawal kerajaan yang ada bersamanya waktu itu langsung menutup mulut sang penyair dan berbicara “jangan kau katakan ucapanmu didepan masyarakat, bahwa apa yang dikatakan Ibrahim adalah benar”. Sang pengawal kerajaan menyampaikan berita ini pada raja Namrutz, maka dipanggilah nabi Ibrahim.

Wahai Ibrahim, apa maksudmu semua manusia sama dihadapan Allah swt ? Nabipun menjawab, Allah Swt adalah sang pencipta, Allah tidak membedakan makhluknya, apakah ia Raja, budak, pria atau wanita..semua sama dihadapan Allah swt. Rajapun marah ketika mendengar Raja disamakan dengan budak dihadapan Allah swt. Kemudian memerintahkan nabi Ibrahim untuk meminta maaf dan mengakui apa yang dilakukannya semua tidak benar. Nabi menolak. Raja kembali bertanya, mana Tuhanmu, aku ingin melihatnya !? Nabi menjawab Tuhanku ada dalam keyakinanku padaNya. Nabi Ibrahim kemudian juga bertanya, mengapa kalian menyembah sesuatu yang kalian ciptakan sendiri ? Raja menjawab, ini sudah turunan dari nenek moyang kami, Ibrahim ! Kau telah menghina Tuhan kami.

Lalu diperintahkan pengawal kerajaan untuk membakar nabi Ibrahim A.S di hadapan seluruh masyarakat. Dalam keadaan terikat pada sebuah tiang diatas tumpukan kayu dan jerami, nabi Ibrahim A.S didatangi malaikat yang bermaksud menolongnya, Nabipun berkata, aku tidak ingin ditolong olehmu “Malaikat”, yang aku inginkan adalah pertolongan langsung dari Allah swt, Tuhan yang aku yakini. Ketika itu api pun mulai menyala kemudian membesar siap membakar nabi Ibrahim A.S, pada saat itu datanglah pertolongan Allah swt yang memerintahkan api menjadi dingin dan menyelamatkan bagi nabi Ibrahim A.S. Begitu api telah padam, tak sehelai kain dan rambut nabi Ibrahim A.S yang terbakar. Peristiwa ini membuat masyarakat takjub dan sebagian meyakini kebenaran ajaran yang disampaikan oleh nabi Ibrahim A.S dan mengakui Allah swt sebagai Sang Pencipta. Sebagian lagi takut dan tidak bisa berkata apa-apa. Namun kekerasan hati raja Namrutz tidak pecah juga, ia menuduh nabi Ibrahim A.S sebagai penyihir dan memerintahkannya untuk pergi meninggalkan negerinya.

Seteleh peristiwa pembakaran nabipun pergi meninggalkan negeri Namrutz dengan sejumlah orang yang percaya dengan ajaran nabi Ibrahim. Dalam perjalanannya nabi menikah dengan seorang wanita bernama Siti Hajjar kemudian mempunyai anak yang bernama Ismail A.S, kemudian nabi memutuskan untuk tinggal dan membangun rumah disuatu daerah antara 2 bukit, yaitu : Saffar, dan Marwah. Waktu terus berjalan, tanpa terasa usia Ismail A.S telah beranjak 7 tahun. Suatu malam nabi Ibrahim A.S bermimpi bertemu malaikat Jibril yang perintahkan Allah swt untuk menyampaikan perintah kepada nabi Ibrahim untuk meninggalkan anak dan istirnya menuju suatu gua untuk menerima wahyu dari Allah swt. Kemudian Ia menceritakan mimpi itu pada istinya, dengan kesolehan dan kepatuhannya pada sang suami dan keyakinan pada Allah swt, sang istri mengizinkan suami tercinta untuk pergi menerima wahyu Allah.

Sepeninggal nabi Ibrahim A.S, Siti Hajjar dan Ismail menjalani hari demi hari bulan dan tahun silih berganti. Pada suatu ketika, Ismail menangis kehausan, namun pada saat itu air dimana-mana telah kering, Sitti Hajjar kemudian berusaha untuk menyusui anaknya, namun apa daya air susunya tidak keluar. Dalam kebingungan Siti Hajjar berlari mencari air dari bukit Saffar lalu ke Marwah hingga tujuh kali ia bolak balik, namun tidak berhasil juga menemukan air. Mukjizat Allah datang, diutuslah malaikat Jibril. Kemudian Jibril menapakkan kakinya ketanah, dengan seketika muncullah air dari dalam tanah yang dikenal dengan air zam-zam.Keluar terus dan tidak berhenti, sehingga menjadi sebuah danau ditengah gurun pasir yang tandus. Lama-kelamaan daerah yang tandus ini mulai ditumbuhi tanaman dan rerumputan, hewan dan binatang berdatangan, ada juga orang-orang datang dan menetap. Siti Hajjar mempersilahkan pada siapa saja yang mau mengambil air itu tanpa dipungut biaya. Siti Hajjar oleh masyarakat ditetapkan sebagai pemilik sumber air. Siti Hajjar kemudian menghidupi putranya dengan beternak dari pemberian musafir yang merasa telah ditolong oleh kemurahan hati Siti Hajjar.

Di dalam gua nabi Ibrahim A.S bermimpi diperintahkan Allah swt untuk menyembah putra satu-satunya, Ismail A.S sebagai bukti ketaatannya pada Allah swt. Ketika itu nabi Ibrahim memutuskan untuk kembali kepada keluarga yang Ia tinggalkannya. Betapa terkejutnya nabi Ibrahim A.S mendapati rumah dan daerah yang dulu ditinggalkannya kini telah berubah. Kemudian nabipun bersyukur dan memuji Allah yang telah menjaga istri dan anaknya.

Setibanya dirumah, nabi Ibrahim A.S menceritakan peristiwa yang baru di alami kepada istrinya. Sang istri bingung dan takut, lalu datanglah iblis yang membisikan hatinya, Siti Hajjar kemudian berkata “Suamiku, Ismail putra kita satu-satunya apakah engkau tega untuk menyembelihnya ??” Nabi Ibrahim pun bingung dan terdiam seolah-olah meng-iyakan yang istrinya katakan. Kemudian pada malamnya datanglah malaikat Jibril yang kemudian meyakinkan akan kebenaran mimpinya sewaktu didalam gua hira. Seketika itu tubuh nabi Ibrahim A.S menggigil kedinginan lalu diselimutkan oleh istrinya. Ketika fajar mulai terbit, dan sang istri tercinta masih tertidur.. nabi membangunkan Ismail A.S dan menceritakan perintah Allah swt melalui malaikat Jibril. Tak disangka, Ismail dengan tenang menjawab, “laksanakanlah ayahku, bila itu kehendak Allah swt”, kemudian dengan niat yang kuat dibawalah Ismail kesuatu bukit untuk disembelih. Di dalam perjalanan tak henti-hentinya iblis datang menggoda untuk membatalkan niat nabi Ibrahim, namun beberapa kali nabi dan putranya melempari iblis dengan batu seraya berkata “pergilah kau iblis jangan ganggu kami melaksanakan perntah Allah !” setibanya, Ismail pun ditidurkan pada sebuah batu, Ismail pun berkata, “tutuplah mataku ini ayah, jika ini bisa menghalangimu melaksanakan kehendak Allah” kemudian mata Ismail pun ditutup dengan selembar kain. Nabi Ibrahim bersiap dengan pedangnya yang sudah terasah sangat tajam. Ketika nabi Ibrahim meletakkan pedangnya dileher Ismail datanglah malaikat Jibril seraya berkata, Wahai Ibrahim, kau telah buktikan ketaatanmu pada Allah swt, Allah telah gantikan anakmu dengan 1 ekor kambing yang seat dan gemuk untuk engkau sembelih dan engkau bagikan dagingnya, kemudian perintahkan umatmu yang mampu untuk melaksanakannya. Peristiwa inilah yang kita peringati dan laksanakan setiap Tahun, Idul Adha atau Idul Qurban.